PEMBAHASAN
1. Pengertian konseling (KIP/K)
☺ Konseling adalah proses komunikasi antara seseorang (konselor) dengan orang lain. (Depkes RI, 2000:32).
☺ Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
(Saifudin, Abdul Bari dkk, 2001:39 )
☺ Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.
( Saraswati, Lukman, 2002:15)
2. TUJUAN KONSELING ( KIP/K)
Membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien
dapat memilih sendiri jalan keluarnya.
3. KETRAMPILAN – KETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH KONSELOR
a) Keterampilan Observasi
Hal – hal yang ada dalam ketrampilan observasi yaitu :
“ Apa yang diobservasi/diamati ? “
- Tingkah laku non verbal klien
Cara menatap, bahasa tubuh, kualitas suara, merupakan indicator penting
yang mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada klien.
-Tingkah laku verbal klien
Kapan klien beralih topic, apa saja kata-kata kunci, penjelasan-penjelasan
yang disampaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal
Seorang bidan yang tajam pengamatannya akn memperhatikan bahwa ada
beberapa konflik/ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan non
verbal, antara dua buah pernyataan, antara apa yang diucapkan dan apa
yang dikerjakan.
Dalam mengobservasi sesuatu ada 2 hal penting yang perlu
diperhatikan :
1. Pengamatan Obyektif
Adalah berbagai tingkah laku yang kita lihat dan dengar.
Misalkan : jalan mondar-mandir, tangan dikepal, dsbnya.
2. Interpretasi/penafsiran
Adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat
(amati) dan kita dengar.
b) Ketrampilan Mendengar Aktif
Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan
situasi yang dihadapi, yaitu :
♣ Mendengar Pasif (Diam)
Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya :
berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau
sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif
untuk memberi kesempatan menenangkan diri.
♣ Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal
Seperti : Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk.
Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa
yang terjadi pada dirinya.
♣ Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi
Dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan
klien. Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara
suami ?”
“ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?’
♣ Mendengar Aktif
Yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan
perasaan klien.
- Refleksi Isi atau Parahasing
Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan menggunakan kata-kata
lain, memberi masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru
dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien.
- Refleksi Perasaan
Adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari
intonasi suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal
yang tersirat dari kata-kata verbal klien.
c). Keterampilan Bertanya
Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan
terbuka.
ō Pertanyaan Tertutup
- Menghasilkan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ yang berguna untuk
mengumpulkan informasi yang factual.
- Tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan
prose pengambilan keputusan
- Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan
informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.
ō Pertanyaan Terbuka
- Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya “ bagaimana “ atau “
apa “
- Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab
yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.
- Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dengan
menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.
Activity :
1. Sebutkan pengertian dari konseling !
2. Jelaskan tujuan konseling !
3. Sebutkan ketrampilan yang harus dimiliki konselor !
Summary :
1. Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.
2. Tujuan konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.
3. Tiga keterampilan yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi,
ketrampilan mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.
4. PEMAHAMAN DIRI
Komunikasi yang dilakukan tanpa mengena sasaran, maka yang disalahkan adalah
komunikatornya. Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses
komunikasi . Dia harus mengenal dirinya, sebab dengan mengenal diri kita dapat
mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Untuk memahami
diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham memperperkenalkan konsep yang
dikenal dengan nama “Johari Window”
* JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI ) *
Diri Terbuka ( diketahui diri sendiri dan orang lain ) | Diri Buta (tidak diketahui diri sendiri, tapi diketahui orang lain ) |
Diri Tersembunyi /Rahasia (diketahui diri sendiri, tapi tidak diketahui orang lain ) | Diri Gelap (tidak diketahui diri sendiri maupun orang lain ) |
Diri Terbuka
Pada wilayah ini kepribadian, kelebihan dan kekurangan yang terdapat
diri kita selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui oleh orang lain.Oleh
karena itu jika wilayah terbuka ini makin melebar dalam arti kita dapat
memahami orang lain dan juga orang lain dapat memahami diri kita maka
akan terjadi komunikasi yang mengena. Misal : terbuka terhadapdunia
sekelilingnya, potensi diri disadari, perasaan dan pikirannya terbuka untuk
pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenangkan ,pekerjaan, dan sebagainya.
Diri Buta
Pada wilayah buta, orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya
tetapi sebaliknya kekurangan itu justru diketahui oleh orang lain bahkan ia
berusaha menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.Oleh karena itu, kalau
wilayah buta makin melebar dan mendesak wilayah lain maka akan terjadi
kesulitan komunikasi. Misal : perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara
pandang dan variasi hidupnya dan sebagainya.
Diri Tersembunyi
Pada wilayah tersembunyi, kemampuan yang kita miliki tersembunyi
tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Ada dua konsep yang
erat hubungannya dengan wilayah ini :
- Over disclose, yaitu sikap yang terlalu banyak mengungkapkan sesuatu
sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan.
Misalnya : Konflik dalam rumah tangga, hutang-hutangnya dan
sebagainya.
- Under disclose, yaitu sikap yang terlalu menyembunyikan sesuatu yang
seharusnya dikemukakan. Misalnya : Dalam pengobatan kejiwaan sikap
under disclose dapat menyulitkan psikiater karena pasien sulit
menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pengobatannya.
Diri Gelap
Wilayah ini merupakan wilayah yang paling kritis dalam komunikasi. Karena
selain diri kita yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui
siapa kita. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadai kesalahan persepsi
maupun kesalahan perlakuan kepada orang lain karena tidak saling mengenal
baik kelebihan, kekurangan dan juga statusnya, siapa dia?
Bila :
A
1 | 2 |
3 | 4 |
B
1 | |
Maka :
A : adalah individu yang kurang memahami diri sendiri, tingkah lakunya terbatas,
perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan variasi hidupnya.
B : adalah individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari,
perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman- pengalaman hidup yang
menyedihkan, menyenangkan, pekerjaan, dan sebagainya. Ia lebih spontan dan
bersikap jujur dan apa adanya pada orang lain.
5. PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN SIKAP YANG HARUS DIMILIKI OLEH KONSELOR
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator
maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : Aspek Kognitif, Psikomotorik,
dan Afektif.
Pengetahuan (Kognitif)
Meliputi pengetahuan tentang :
- Kesehatan
- Ilmu kebidanan dan kandungan
- Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya.
- Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu
- Alat / metode kontrasepsi
- Hubungan antar manusia
- Komunikasi interpersonal dan konseling
- Psikologi
- Dan sebagainya
Ketrampilan (Psikomotorik)
Harus terampil dalam :
- Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan
- Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien
- Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling
- Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi
kepada klien
- Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien
- Membuat keputusan
Sikap (Afektif)
- Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain
- Bersikap ramah, sopan , dan santun
- Menerima klien apa adanya
- Berempati terhadap klien
- Membantu dengan tulus
- Terbuka terhadap pendapat orang lain
6. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K
A. Faktor Individual
Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang
dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari :
a. Faktor fisik – kepekaan panca indera (kemampuan untuk melihat,
mendengar…), usia, gender (jenis kelamin)
b. Sudut pandang – nilai –nilai
c. Faktor social- sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam
masyarakat, status social, peran social.
d. Bahasa
B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi
a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
b. Sikap terhadap interaksi
c. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,
perhatian, dukungan)
d. Sejarah hubungan
C. Faktor Situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan kesehatan
antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi
dengan pelanggar lalu lintas.
D. Kompetensi dalam melakukan percakapan
Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari kedua
pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
- kegagalan menyampaikan informasi penting
- perpindahan topic bicara yang tidak lancar
- salah Pengertian
Activity :
1. Apa yang anda ketahui tentang pemahaman diri menurut Johari Window !
2. Uraikan proses konseling !
Summary :
1. Pemahaman diri menurut Johari Window ada empat yaitu diri terbuka, diri
buta, diri tersembunyi/rahasia dan diri gelap.
2. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
a. Pembinaan hubungan baik (Rapport)
b. Penggalian informasi (identifikasi masalah klien, kebutuhan, perasaan,
kekuatan diri dsb) dan pemberian informasi sesuai kebutuhan
c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,perencanaan
d. Menindak lanjut pertemuan
KESIMPULAN
1. Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.
2. Tujuan konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.
3. Tiga ketrampilan yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi,
ketrampilan mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.
4. Pemahaman diri menurut Johari Window ada empat yaitu diri terbuka, diri
buta, diri tersembunyi/rahasia dan diri gelap.
5. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
a. Pembinaan hubungan baik (Rapport)
b. Penggalian informasi (identifikasi masalah klien, kebutuhan,
perasaan, kekuatan diri dsb) dan pemberian informasi sesuai
kebutuhan
c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,perencanaan
d. Menindak lanjut pertemuan
6. Tiga aspek yang harus dimiliki oleh konselor : pengetahuan (kognitif),
ketrampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif).
7. Faktor-faktor penghambat konseling :
• Faktor individu
• Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi
• Faktor situasional
• Kompetensi dalam melakukan percakapan
Daftar pustaka
Affandi Biran, (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta , (hal U1 – U5)
Cangara Hafied, (2005), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, (hal 19 – 25)
DEPKES RI, (2002), Modul Pelatihan Konseling Bagi Bidan Pada Klinik IBI, Jakarta, (hal 3 – 42)
Depkes RI, ( 2002), Komunikasi Efektif – Buku Bantu Bidan Siaga, Jakarta
Musbir, Wastidar, (2003), Modul Pelatihan Konseling Bagi Bidan Pada Klinik IBI, Jakarta, (hal 3 – 42)
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBPSP, Jakarta, (hal 39 – 44)
Saraswati, Lukman. 2002. Pelatihan Ketrampilan Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K), Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar