BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah
penyakit yang mendapat perhatian penting dalam kesehatan masyarakat di seluruh
dunia. Rata-rata setiap harinya ada satu juta orang setiap hari yang terinfeksi
IMS.insiden tinggi ISR dan IMS di
antara perempuan yang menjalani perawatan antenatal, kesehatan seksual dan
reproduksi atau penyakit ginekologik lain mengindikasikan adanya masalah ISR
atau IMS yang meluas.
Diagnosis
ISR/IMS pada fasilitas kesehatan bisa dilakukan berdasarkan pendekatan sindrom
dengan identifikasi gejala yang spesifik sesuai dengan jenis mikroorganisme
penginfeksi dan penilaian tentang resiko penularan.
1.2 TUJUAN
a.Tujuan
umum
untuk mengetahui hubungan infeksi saluran reproduksi
dengan KB.
b.Tujuan
khusus
·
Untuk
mengetahui pengertian infeksi saluran reproduksi dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
·
Untuk
mengetahui tipe-tipe infeksi
·
Untuk
mengetahui peran petugas
kesehatan pada pelayanan kontrasepsi/ kesehatan reproduksi
·
Untuk mengetahui Pelayanan kontrasepsi dapat
sekaligus memberikan pelayanan terhadap ISR maupun IMS
·
Untuk
mengetahui komplikasi IMS
·
Untuk
mengetahui skrining atau penapisan klien
·
Untuk
mengetahui diagnosis/pengobatan ISR/IMS
·
Untuk
mengetahui kontrasepsi dan pencegahan IMS
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual
(IMS) adalah
penyakit yang mendapat perhatian penting dalam kesehatan masyarakat di seluruh
dunia. Rata-rata setiap harinya ada satu juta orang setiap hari yang terinfeksi
IMS.insiden tinggi ISR dan IMS di antara perempuan yang menjalani perawatan
antenatal, kesehatan seksual dan reproduksi atau penyakit ginekologik lain
mengindikasikan adanya masalah ISR atau IMS yang meluas.
Orang yang mengalami ISR/IMS mempunyai resiko lebih tinggi
tertular HIV atau menularkan HIV kepada pasangannya. Orang orang yang
terinfeksi HIV pengobatan ISR atau IMS akan lebih sulit, yang berarti dalam
keadaan terinfeksi serentak, akan meningkatkan kemungkinan penyebaran HIV.
Berbagai jenis mikroorganisme (± 20 jenis) dapat ditularkan
melalui hubungan seks dan berdampak pada organ reproduksi seseorang.bahkan ada
juga penyakit seperti infeksi Hepatitis dan AIDS yang bisa ditularkan melalui
hubungan seksual tetapi pada organ reproduksinya tidak mengalami kelainan.
2.2 Tipe infeksi
Istilah ISR/IMS mencakup 4 tipe
infeksi yaitu :
·
Infeksi
yang merusak saluran reproduksi.
·
Infeksi
pada saluran reproduksi perempuan yang tidak disebabkan karena penularan
melalui hubungan seks tetapi merupakan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang
normal ada dalam vagina (bakteri vaginosis dan jamur).
·
Infeksi
melalui hubungan seks yang member dampak lebih luas selain alat reproduksi
(sifilis dan HIV/AIDS).
·
Infeksi
pada saluran reproduksi perempuan akibat komplikasi dari tindakan yang
dilakukan untuk membantu kasus persalinan, keguguran dan pengguguran, insersi
AKDR atau operasi obstetric ginekologi.
Beberapa jenis IMS yang banyak didapatkan di Indonesia
Ø Gonore
Ø Sifilis
Ø Klamidia
Ø Kandidiasis
Ø Trikomoniasis
Ø Bacterial vaginosis
Ø Herpes simpleks
2.3 Peran petugas kesehatan pada
pelayanan kontrasepsi/ kesehatan reproduksi
Banyak orang khususnya perempuan yang mengalami ISR/IMS
tidak terdapat perawatan dan pengobatan yang tepat, karena :
·
Baik
laki-laki atau perempuan mungkin tidak ada gejalanya. Penelitian menunjukkan
70% perempuan dan 30% laki-laki yang terinfeksi tidak mempunyai gejala.
·
Orang-orang
yang menunjukkan adgejala ISR/IMS tidak mengetahui bahwa mereka sebenarnya
terinfeksi. Banyak perempuan yang tidak mendapatkan informasi tentang cairan
vagina yang normal atau tidak sehingga mereka akan menganggap cairan vagina
yang keluar walaupun akibat ISR/IMS sebagai suatu yang wajar.
·
Banyak
orang yang menduga bahwa mereka mungkin terinfeksi tetapi tidak segera berobat
karena tidak menganggap penyakit ini penting,merasa malu, penyakit yang
diderita merupakan stigma social, tidak mengetahui akses berobat dan tidak
dapat menjangkau pengobatan.
2.4 Pelayanan kontrasepsi dapat
sekaligus memberikan pelayanan terhadap ISR maupun IMS seperti :
·
Pendidikan
tentang pencegahan IMS dan pengenalan gejala dan tanda ISR/IMS serta komplikasi
IMS.
·
Konseling
mengenai perilaku yang beresiko, alternative perilaku seksual yang aman,
kepatuhan klien untuk berobat hingga tuntas dan perlunya pasangan klien juga
ikut berobat.
·
Skrining
atau penapisan ISR/IMS termasuk pemeriksaan vagina (selain dilakukan sebagai
pemeriksaan rutin atau lebih ditekankan pada orang yang beresiko).
·
Pengobatan
ISR/IMS.
·
Merujuk
ke fasilitas yang lebih lengkap.
·
Menyediakan
kontrasepsi dengan perlindungan ganda (dual action) seperti kondom.
2.5 Komplikasi IMS
Pada
perempuan
|
Pada bayi
baru lahir
|
Pada laki -
laki
|
·
Radang panggul
·
Infertilitas
·
Kehamilan ektopik
·
Keguguran
·
Lahir mati
·
Kanker servik
·
AIDS
·
Hepatitis
|
·
Prematuritas
·
BBLR
·
Sifilis kongenital
·
Oftalmia neonaturum
·
Pneumonia klamidia
·
Septikemia
·
AIDS
·
Hepatitis
|
·
Epididimis
·
Prostatitis
·
Striktur uretra
·
Infertilitas
·
AIDS
·
Hepatitis
|
2.6 Skrining atau penapisan klien
·
Skrining
klien dapat dilakukan melalui anamnesis yang cermat atau melalui konseling.
Apabila memungkinkan pemeriksaan organ reproduksi dilengkapi dengan pemeriksaan
laboratorium sederhana untuk melihat mikroorganisme yang ada (pemeriksaan duh
kelamin melalui mikroskop dan pewarnaan Gram, larutan NaCl dan KOH).
·
Berikan
pengobatan sesuai dengan hasil temuan mikroorganisme atau dari hasil pendekatan
sindrom.
·
Selalu
tanyakan pada klien adakah
o
Duh
vagina atau uretra
o
Lesi
atau ulkus pada alat kelamin
o
Pembengkakan
pada kelenjar getah bening di daerah inguinal (selangkangan)
o
Nyeri
perut bagian bawah
·
Tanyakan
juga apakah pasangannya mengalami hal seperti di atas.
·
Riwayat
hubungan seks seminggu sampai satu bulan terakhir.
·
Apakah
klien atau pasangannya berganti pasangan dalam waktu satu bulan ini ?
·
Apakah
klien atau pasangannya mempunyai aktivitas atau profesi yang menyebabkan ia
berganti pasangan atau sering berpindah tempat?
·
Apakah
klien menyadari bahwa ia terkena IMS dan adakah usaha yang dilakukan sebelum
dating ke fasilitas ini?
“Petugas kesehatan perlu membekali diri dengan ketrampilan
untuk melakukan investigasi atau skrining tanpa sikap yang menghakimi dan
membuat klien malu, marah, tersinggung atau tidak mau berterus terang.”
2.7 Diagnosis dan pengobatan ISR/IMS
·
Diagnosis
ISR/IMS pada fasilitas kesehatan bisa dilakukan berdasarkan pendekatan sindrom
dengan identifikasi gejala yang spesifik sesuai dengan jenis mikroorganisme
penginfeksi dan penilaian tentang resiko penularan.
·
Pemeriksaan
duh tubuh dengan laboratorium dan pemeriksaan serologi akan sangat baik untuk
mendapatkan ketepatan diagnosis dan pengobatan. Paling tidak fasilitas
pelayanan kontrasepsi atau pelayanan kesehatan reproduksi mempunyai perangkat
pemeriksaan laboratorium sederhana.
·
Apabila
diagnosis klien meragukan dan pengobatan tidak memberikan hasil yang memuaskan,
klien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan lain yang lebih lengkap dan kemajuan
penyembuhannya harus selalu dipantau.
“ Konseling, edukasi, pelayanan kontrasepsi dan pengobatan IMS
secara terpadu merupakan bagian yang penting untuk pencegahan dan mengurangi
insidens IMS ”
2.8 Kontrasepsi dan pencegahan IMS
Jenis
kontrasepsi
|
keterangan
|
Kondom lateks
|
·
Merupakan metode terbaik untuk
pencegahan IMS dan HIV / AIDS, bila di gunakan terus menerus dan benar
·
Tapi kondom tidak melindungi infeksi
yang berasal dari ulkus atau lesi pada selangkangan yang tidak tertutup oleh
kondom
|
Female kondom ( kondom perempuan )
|
·
Walaupun data klinis terbatas, kondom
ini cukup efektif untuk pencegahan kontak dengan sperma maupun bakteri
penyebab IMS atau HIV
·
Sebagai alternatif apabila kondom
untuk laki – laki tidak ada atau tidak bisa di gunakan
·
Terbatasnya pemakaian kondom
perempuan juga di sebabkan oleh faktor harga dan kurang nyaman
|
Spermisida
|
·
Tidak melindungi penularan IMS atau
HIV, oleh karena itu pemakaian spermisida saja tanpa pengaman ( barrier )
lain tidak di anjurkan
|
Diafragma
|
·
Digunakan bersama dengan spermisida,
dapat mengurangi transmisi IMS. Perlindungan terhadap HIV belum pernah di
buktikan
·
Sebagai alternatif apabila penggunaan
kondom laki – laki tidak bisa di gunakan.
|
Metode kontrasepsi lain
|
·
Seluruh metode kontrasepsi yang lain
tidak dapat melindungi klien dari IMS dan HIV.
·
Perempuan yang beresiko terhadap IMS
perlu menggunakan tambahan kondom di samping pemakaian metode kontrasepsi
lain.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual
(IMS) adalah
penyakit yang mendapat perhatian penting dalam kesehatan masyarakat di seluruh
dunia. Rata-rata setiap harinya ada satu juta orang setiap hari yang terinfeksi
IMS.insiden tinggi ISR dan IMS di antara perempuan yang menjalani perawatan
antenatal, kesehatan seksual dan reproduksi atau penyakit ginekologik lain
mengindikasikan adanya masalah ISR atau IMS yang meluas.
Orang yang mengalami ISR/IMS mempunyai resiko lebih tinggi
tertular HIV atau menularkan HIV kepada pasangannya. Orang orang yang
terinfeksi HIV pengobatan ISR atau IMS akan lebih sulit, yang berarti dalam
keadaan terinfeksi serentak, akan meningkatkan kemungkinan penyebaran HIV.
Berbagai jenis mikroorganisme (± 20 jenis) dapat ditularkan
melalui hubungan seks dan berdampak pada organ reproduksi seseorang.bahkan ada
juga penyakit seperti infeksi Hepatitis dan AIDS yang bisa ditularkan melalui
hubungan seksual tetapi pada organ reproduksinya tidak mengalami kelainan.
3.2 SARAN
Pemakalah menyadari dalam membuat makalah masih banyak kekurangan dan
semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bari abdul saifuddin.2010.Buku panduan
praktis pelayanan kontrasepsi.PT Gina pustaka sarwono prawirohardjo:jakarta
2. http//infeksi saluran reproduksi dan
kaitannya dengan KB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar