Powered By Blogger

Kamis, 06 Agustus 2020

DISTOSIA DENGAN KELAINAN JANIN PRESEBTASI BELAKANG KEPALA

 MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI TENTANG DISTOSIA DENGAN KELAINAN JANIN       (PRESENTASI BELAKANG KEPALA)

 

       DISUSUN OLEH 

1. DEFI ANGGRAINI

2. HILDA WAHYUNI 

3. ISRA JADEA

4. RAMAYENI

5. SISKA DESTA ROZA

6. WENI WIRDAHAYU


DOSEN PEMBIMBING 

       ‘ZULFITA S.SIT’

PRODI DIII KEBIDANAN 

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang bejudul “DISTOSIA DENGAN KELAINAN JANIN “ ini tepat pada waktunya.

Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan bimbingan dari bebagai pihak,untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing dan juga teman-teman semua yang telah ikut berperan serta dalam pembuatan makalah ini.

Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang-orang yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belumlah sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan pada pembuatan makalah-makalah yang selanjutnya.

Padang, Agustus 2013



           penulis




BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor ”P” utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia.

Salah satu penyebab dari distosia karena adalah kelainan letak Presentasi belakang kepala. Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin.

1.2  Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui kata –kata sulit dalam kebidanan

2. Agar Mahasiswa mengetahui penyebab distosia pada persalinan karena kelainan letak Presentasi belakang kepala(oksiput posterior).

3. Agar Mahasiswa mengetahui asuhan yang diberikan bidan dengan kasus distosia karena kelainan letak Presentasi belakang kepala(oksiput posterior).

1.3  Rumusan Masalah

1. Apa arti kata- kata sulit dalam kasus kebidanan tersebut?

2. Apa saja penyebab distosia pada persalinan karena kelainan letak belakang kepala(oksiput posterior)  ?

3. Apa saja asuhan yang diberikan bidan dalam menangani distosia karena kelainan letak belakang kepala(oksiput posterior)


BAB II

KASUS

Bidan Ani sedang menolong persalinan ibu primigravida di kliniknya ibu sudah di pimpin mengedan 2 jam tapi janin belum juga, hasil pemeriksaan bidan didapatkan TD : 110 mmHg, Nadi : 84x/i, suhu : 37C His 4x10 menit selama 30 detik, DJJ 160x/i terlihat cekungan di atas syimpisis, hasil pemeriksaan dan pembukaan 10cm ketuban (-), presentasi teraba kepala  UUK kiri belakang, penurunan Hodge II-III molasse +2.

1.KATA – KATA SULIT

PRIMIGRAVIDA

Primi artinya pertama

Gravida adalah istilah dalam kehamilan

 Jadi primigravida adalah seseorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kali 

HIS

His  persalinan adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.

PEMBUKAAN 

Menurut azwar (2004), persalinan kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.

Dengan ditandai dengan :

1)     Penipisan dan pembukaan serviks.

2)     Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi 2 kali dalam    10 menit).

3)     Keluarnya lendir bercampur darah.

Menurut wiknjosasto, kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :

1)      Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm, berlangsung kira – kira 8 jam.

2)      Fase aktif 

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm, belangsung kira – kira 7 cm.

Di bagi atas :

a)   Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4.

b)   Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm

c)  Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10  cm.    

HODGE


Bidang Hodge adalah garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala janin pada panggul. Diambil dari nama penemunya yaitu Hodge

  Bidang Hodge berguna  untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang yaitu :

 1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis danpromontorium.

2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis.

3. Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.

4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os koksigeus


MOLASE (PENYUSUPAN) TULANG KEPALA JANIN

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap  bagian keras tulang panggul ibu. Semaki n besar derajat penyusupan atau  tumpang tindih  antara tulang kepala semakin menunjukan resiko disproporsi kepala panggul (CPD). Ketidak mampuan untuk berakomodasi  atau disproporsi di tunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang tindih 

(molase ) yang berat sehingga tulang kepala saling menyusup , sulit untuk di pisahkan . 


           penyusupan tulang tengkorak janin ditandai dengan simbol:

·         0 : Tulang – tulang kepala janin terpisah dan sutura dapat teraba dengan mudah

·         1 : Tulang- tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 

·         2 : Tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat di pisahkan

·         3 : Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat di pisahkan


2.DIAGNOSA

IbuGIP0A0H0 gravid aterm inpartu kala II,janin hidup,tunggal, intauterin, let-kep,UUK ki-bel,hodg II-III,ketuban(-),keadaan jalan lahir normal,KU Ibu baik dan janin sedang dengan Distosia.  

Dasar :

-ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya

- HPHT ibu 18 november 2012

- DJJ (+)

- saat palpasi hanya teraba satu bagian besar janin

- ibu tidak merasakan nyeri saat palpasi

- pada saat VT teraba kepala janin,teraba UUK ki-bel,pembukaan lengkap,ketuban  

 (-)tidak ada bagian yang menumbung

- TTV dalam batas normal

- DJJ 160 x/i

- sudah di pimpin mengedan 2 jam tapi janin belum juga cekungan di atas  syimpisis,presentasi teraba kepala , UUK kiri belakang,penurunan Hodge II-III dan molasse +2.

3.ASUHAN

-   beri tahu ibu hasil pemeriksaan 

- informed consent

- siapkan rujukan

- sebelum merujuk pasang infuse

- persiapan merujuk (biaya,alat,kendaraan,surat,obat,keluarga,uang,donor darah)

- dokumentasikan

4.MATERI

POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTEN

1.      Pengertian

Pada persalinan dalam presentasi belakang kepala, biasanya kepala janin masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring dengan ubun-ubun kecil bisa dikiri depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang. Dalam persalinan selanjutnya, maka ubun-ubun kecil ini akan memutar kedepan. Ada kalanya oleh suatu sebab, misalnya pada bentuk panggul tertentu ubun-ubun  kecil ini tidak memutar kedepan, tetapi tetap dibelakang, Keadaan ini disebut posisi oksipitalis posterior persistens.


2.      Etiologi

Sebab-sebab terjadinya posisi oksipitalis posterior persistens adalah :

-          Bentuk panggul antropoid atau panggil android

 

-          Multipara, dimana otot-otot dasar panggul yang sudah lembek.

-          Kepala janin yang bundar atau agak kecil

-          Kesempitan panggul tengah

-          Ketuban pecah dini

-          Fleksi kepala kurang

-          Inersia uteri


3.      Mekanisme Persalinan

Bila keadaan panggul cukup luas maka persalinan dengan posisi oksipitalis posterior persistens bisa berjalan spontan, walaupun agak lambat. Janin lahir dengan muka dibawah simfisis dengan mekanisme sebagai berikut :

Setelah kepala sampai di dasar panggul dan ubun-ubun besar terletak didepan, ubun-ubun ini tertekan pada simfisis (sebagai hipomoklion). Lambat laun oksiput lahir melewati perineum, diikuti kemudian oleh lahirnya sinsiput. Lahirya janin dengan ubun-ubun kecil dibelakang menyebabkan regangan yang cukup besar pada vagina dan perineum, hal ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi, sehingga tidak jarang kepala janin lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia fronto-oksipitalis yang lebih besar dari sirkumferensia suboksipito-bregmatika. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan perineum yang luas, maka sebaiknya dilakukan episiotomi mediolateral yang cukup luas.


4     Prognosis

Jalannya persalinan pada posisi oksiput posterior sulit diramalkan, hal ini dapat disebabkan karena kemungkianan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada umumnya berlangsung lama, kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar, sedangkan kematian perinatal lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan dimana ubun-ubun kecil berada didepan..


BAB III 

        PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan 

Bersadarkan penbahasan diatsa dapat disimpulkan bahwa adanya kelaianan Malposisi dan Malpresentasi dapat mengganggu terjadi persalinan, yaitu dapat mengakibatkan partus macet, dan kematian perinatal. Oleh sebab itu tenaga kesehatan terkhusus bidan sangat penting mengetahui bagaimana itu Malposisi dan Malpresentasi, termasuk Etiologi, patofisiolog, diagnosis, dan penanganannya. Agar supaya penanganan yang tepat dapat diberikan dengan baik dan hal-hal yang buruk yang merugikan kedua belah pihak dapat diatasi.

3. 2 Saran 

Peran bidan dalam menangani kelainan jalan lahir hendaknya dapat dideteksi secara dini melalui ANC yang berkualitas sehingga tidak ada keterlambatan dalam merujuk. Dengan adanya ketepatan penanganan bidan yang segera dan sesuai dengan kewenangan bidan, diharapkan akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.









DAFTAR PUSTAKA


1.  Mochtar R. Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC, 2001; 76-2.

2. Manuaba, IBG. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana.

    Jakarta : 2005 ; 65-4.

3 .Rukiyah, Ai Yeyeh.2010. Asuhan Kebidanan 4.jakarta: trans info media 

4.  http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/anatomi-panggul-wanita-pembentuk-fungsi.html#ixzz2cU7EvJpP

5.http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/bidang-hodge-bidang-penurunan-kepala.html#ixzz2cTyvSokq


Tidak ada komentar:

Posting Komentar